Tuesday, August 31, 2010

KRISHNA JANMAASHTAMI 2010

Wacana Bhagawan pada perayaan Krishna Janmaashtami, 19-8-2003

TEMPAT KELAHIRAN TUHAN
ADALAH HATI YANG MURNI


Segala nama dan rupa tak lain adalah
perwujudan Yang Mahakuasa
yang merupakan eksistensi, pengetahuan,
kebahagiaan mutlak, dan bersifat non-dualisme.
Beliau adalah perwujudan satyam, shivam, sundaram
‘kebenaran, kebajikan, dan keindahan’.

( Sloka bahasa Sanskerta ).


Perwujudan kasih!

Krishnajanmaashtami dirayakan untuk memperingati hari ulang tahun Sri Krishna. Hati manusia adalah tempat lahir Sri Krishna. Ada orang-orang bodoh yang masygul memikirkan mengapa Krishna dan Raama lahir pada hari yang tidak baik yaitu hari kedelapan ketika bulan mengecil, dan pada hari kesembilan ketika bulan membesar. Hari kelahiran Krishna yang sesungguhnya adalah hari ketika hati manusia menjadi sejuk, murni, dan damai bagaikan Pegunungan Himaalaya. Tuhan membuat hati yang murni, suci, dan damai itu menjadi tempat tinggal Beliau.

Dari sudut pandangan duniawi, Krishna lahir pada tengah malam hari ashtami. Orang-orang menganggap ashtami sebagai hari yang tidak baik. Bagaimana hari kelahiran seorang Avatar bisa tidak baik? Sesungguhnya semua hari itu baik dan dimaksudkan untuk menganugerahkan kesejahteraan serta kemakmuran. Tuhan menjelma untuk menganugerahkan kebaikan, keberuntungan, dan keselamatan kepada semuanya. Karena itu, hari lahir Beliau harus dianggap sangat suci.

Krishna lahir dalam penjara. Semua sipir yang seharusnya sangat waspada sesuai dengan perintah Kamsa, ternyata tidak dapat menahan kantuk dan tidur lelap. Hanya Devakii dan Vasudeva yang tidak tertidur pada saat kelahiran Sri Krishna.
Karena takut anak yang baru lahir ini akan menghadapi bahaya dari Kamsa yang jahat, Vasudeva memutuskan akan membawa pergi bayi itu ke tempat yang aman. Dengan lembut dibedungnya bayi itu dengan kain, diletakkannya dalam keranjang, disungginya, lalu dibawanya keluar dari penjara. Pintu-pintu penjara terbuka sendiri. Karena pada waktu itu hujan lebat, Vasudeva berdoa mohon agar anak itu terlindung. Dengan kehendak Sri Krishna yang bersifat adikodrati, muncullah seekor kobra yang sangat besar dan mulai mengikuti Vasudeva sambil mengangkat bagian kepalanya yang besar untuk menaungi sang bayi sehingga tidak kehujanan.
Ketika Vasudeva tiba di tempat tinggal Yashodaa di seberang Sungai Yamunaa, hari sudah larut malam. Yashodaa baru saja melahirkan bayi perempuan. Semua orang termasuk suami Yashodaa tertidur lelap. Diam-diam Vasudeva meletakkan bayi suci Krishna di samping Yashodaa dan mengambil bayi perempuan yang baru dilahirkan wanita itu, kemudian bergegas kembali ke penjara.

Di ketiga loka ini kisah kehidupan Avatarlah yang paling menakjubkan dan suci. Kisah ini ibarat sabit yang membabat tanaman merambat perbudakan ( pada keinginan ) duniawi. Kisah kehidupan Avatar memperbaiki mentalitas. Kisah ini membuat kaum bijak waskita yang bertapa di rimba merasa sangat bahagia.

( Puisi bahasa Telugu ).


Tidak seorang pun dapat memahami cara-cara Tuhan. Bahkan Vasudeva pun tidak sepenuhnya menyadari apa yang dilakukannya. Ia membawa bayi Krishna ke rumah Yashodaa dan mengambil bayi perempuan Yashodaa lalu membawanya pulang. Vasudeva melakukan semua ini seakan-akan dalam keadaan trans.

Raadhaa yang pada waktu itu masih kecil menyaksikan seluruh peristiwa tersebut. Hal itu tertanam di dalam hatinya. Orang-orang mengira bahwa Raadhaa lebih muda daripada Krishna dan mereka membicarakan pertalian antara Raadhaa dan Krishna dengan nada menghina. Sesungguhnya ia lebih tua daripada Krishna, tepatnya 26 bulan. Perasaannya kepada Krishna suci sekali dan dari hari ke hari menjadi semakin kuat.

Vasudeva menjadi normal lagi setelah kembali ke penjara. Begitu ia masuk ke penjara, pintu di belakangnya tertutup lalu terkunci secara otomatis. Begitu ia meletakkan bayi perempuan itu di samping Devakii, bel pun berbunyi. Sipir penjara langsung bangun dan memberitahu Kamsa tentang kelahiran si bayi. Kamsa segera datang ke penjara mengenakan busana kerajaan dengan segala perlengkapan dan perhiasannya.

Sebagaimana sudah menjadi kebiasaannya, ia mengangkat bayi itu dengan tangan kirinya lalu melemparkannya ke atas. Tangan kanannya memegang pedang dan siap memenggal kepala bayi itu pada waktu jatuh. Akan tetapi, begitu terlempar ke atas, bayi perempuan itu lenyap dan sebagai gantinya muncullah seorang dewi yang memperingatkan Kamsa bahwa tokoh yang ditakdirkan menghukumnya, Sri Krishna, sudah lahir, dan Beliau akan membinasakannya.

Dewi itu amat sakti sehingga tidak ada yang mampu melakukan apa pun kepadanya. Setelah memperingatkan Kamsa tentang bahaya yang akan menimpanya, dewi itu pun lenyap.

Bukan main bingungnya Devakii menyaksikan kejadian tersebut. Ia mengerti bahwa seluruh peristiwa itu berlangsung atas kehendak Krishna.

Kamsa menjadi risau dan gelisah ketika mengetahui bahwa Krishna sedang dibesarkan di suatu tempat yang tidak diketahuinya. Siang malam ia memikirkan cara dan daya upaya untuk menangkap dan membunuh Krishna.

Krishna tumbuh dalam asuhan Yashodaa yang penuh kasih dan kisah itu sudah diketahui oleh semua yang hadir di sini. Krishna memperlihatkan kekuatan adikodrati Beliau dengan berbagai cara. Kamsa bingung memikirkan bagaimana caranya menangkap Krishna. Ia mengeluarkan perintah bahwa semua bayi yang baru lahir di Repalle harus dihabisi. Mulanya ia hanya menghendaki agar bayi laki-laki saja yang dibunuh, kemudian ia mengubah pikirannya dan memerintahkan bahkan bayi perempuan pun harus dibunuh. Ia melakukan perbuatan yang sangat mengerikan seperti itu hanya karena rasa takut.

Sementara hari demi hari berlalu, kisah permainan adikodrati yang dilakukan bocah Krishna tersebar ke mana-mana. Perbuatan Tuhan menakjubkan dan misterius. Sementara itu, orang-orang yang diutus Kamsa dengan giatnya berusaha mencari Krishna. Akhirnya mereka menemukan Beliau di Repalle dan hal itu dilaporkan kepada Kamsa. Ada dikatakan,

Vinaashakaalee vipariita buddhih.

Artinya,
‘Bila orang sudah ditakdirkan akan hancur,
kemampuan pertimbangannya tidak berfungsi’.

Kamsa mulai mengirim banyak iblis yang sakti ke Repalle untuk menghabisi bocah Krishna. Akan tetapi, dengan kemampuan adikodrati Beliau yang luar biasa, Krishna membinasakan mereka semua.

Hari-hari akhir Kamsa sudah mendekat. Ia merencanakan suatu siasat busuk untuk membujuk Krishna dan Balaraama agar datang ke Mathura kemudian kedua anak itu akan dihabisi. Kamsa mengutus Akruura—yang sangat menyayangi Krishna dan Balaraama—agar membujuk dan membawa kedua anak itu ke Mathura guna menghadiri yajna yang diselenggarakannya.

Ketika kedua kakak beradik itu memasuki kota, penduduk Mathura terpesona melihat kerupawanan Krishna dan Balaraama. Mereka telah menderita kekecewaan dan kesedihan yang mendalam karena berbagai kekejaman yang dilakukan Kamsa dan mereka berdoa kepada Krishna agar menolong dan menyelamatkan mereka.

Sementara Krishna dan Balaraama berjalan menuju istana Kamsa, mereka berjumpa dengan seorang wanita yang setiap hari biasa menyediakan rangkaian bunga untuk Kamsa. Krishna mengambil dua untaian bunga darinya, kemudian Beliau dan Balaraama saling mengalungkan rangkaian bunga tersebut. Kemudian mereka berjumpa dengan binatu istana. Mereka mengambil pakaian sutra Kamsa, lalu busana kerajaan itu mereka kenakan.

Setelah itu mereka berjumpa dengan Kubjaa, seorang wanita bungkuk yang membawa parfum dan wewangian untuk Kamsa. Ia buruk rupa dan tubuhnya bengkok. Kubjaa tahu bahwa Krishna adalah Avatar. Ketika melihat kedua bersaudara tersebut, ia senang sekali. Kubjaa memercikkan parfumnya kepada mereka lalu berkata, “Krishna, hari ini ( tujuan ) hidup saya sudah terpenuhi. Pasti saya telah melakukan tapa yang hebat dalam kehidupan yang lampau sehingga mendapat kesempatan melayani Paduka.” Kemudian ia mohon agar Krishna meluruskan badannya. Krishna menginjakkan kaki Beliau pada kaki Kubjaa, memegang dagunya, dan mengangkatnya. Astaga, lihatlah! Bungkuknya lenyap. Kubjaa berubah menjadi wanita jelita. Demikianlah Krishna memperlihatkan kemampuan adikodrati Beliau dengan melakukan banyak perbuatan yang menakjubkan. Dalam proses itu Beliau membebaskan banyak makhluk dari kutuk yang menimpa mereka.

Ketika mengetahui bahwa Krishna dan Balaraama mengenakan busana kerajaannya, Kamsa menjadi berang. Sementara itu Kubjaa menghadap Kamsa dan berkata, “Oh Tuan, tidak seorang pun dapat memahami permainan suci Sri Krishna dan kesaktian Beliau yang misterius. Jangan mencoba memahami kemampuan Beliau. Lebih baik hal ini jangan Tuan indahkan.” Kamsa heran memikirkan, “Bagaimana ia bisa berbicara demikian kurang ajar kepadaku! Pasti Krishnalah yang menghasutnya.” Pada saat itu perhatian Kamsa dialihkan oleh seseorang. Kubjaa memanfaatkan kesempatan itu dan diam-diam meninggalkan tempat tersebut.
Krishna dan Balaraama masuk ke istana Kamsa bagaikan dua anak singa. Mereka mengalahkan para penggulat istana. Setelah itu, dalam sekejap Krishna melompat ke panggung tempat singgasana Kamsa, menariknya hingga jatuh, dan menghujaninya dengan tinju yang dahsyat. Balaraama yang sama kuatnya, bergabung dengan Krishna. Mereka berdua memukuli Kamsa sampai luluh.

Melihat Kamsa dihabisi secara mengerikan, orang-orang yang hadir merasa panik. Mereka takjub keheranan bagaimana seorang anak laki-laki seperti Krishna dapat mengalahkan Kamsa yang perkasa. Ada satu peleton prajurit yang khusus disebar oleh Kamsa untuk menghabisi Balaraama dan Krishna. Mereka pun tidak mampu menahan serangan gencar Krishna. Akhirnya mereka bersujud di kaki Beliau dan mohon belas kasihan.

Krishna dan Balaraama kembali ke Repalle tanpa diketahui orang lain. Penduduk Repalle sedang menanti-nanti kedatangan kedua anak itu dengan rasa cemas. Mereka sedih sekali dan tertekan ketika tidak melihat tanda-tanda kedatangan kedua bersaudara itu di sekitar wilayah tersebut. Ibu Yashodaa sangat takut dan gelisah memikirkan keselamatan putra-putranya. Para gadis penjual susu sapi pun tenggelam dalam kesedihan dan mulai mencaci maki Kamsa karena mengira bahwa ia pasti telah mencelakakan Krishna serta Balaraama. Semua pria dan wanita di Repalle terus menerus berdoa kepada Krishna dan melantunkan nama Beliau. Tiba-tiba Krishna dan Balaraama muncul di antara mereka sehingga mereka merasa sangat heran dan gembira. Krishna menghibur dan menenangkan mereka.

Kamsa mempunyai dua istri. Setelah ia tewas, kedua wanita itu pulang dan tinggal di istana ayah mereka, Jaraasandha. Jaraasandha sangat berang dan ingin membalas dendam kepada Krishna karena Beliau telah menewaskan menantu lelakinya. Banyak kerabat Jaraasandha yang juga membenci Krishna. Berita ini terdengar oleh Yashodaa, Nanda serta Devakii, dan Vasudeva. Mereka sangat prihatin memikirkan keselamatan Krishna. Meskipun demikian, Devakii adalah wanita yang penuh keberanian dan sangat berbakti. Itulah sebabnya ia dapat menahan segala penderitaan yang ditimbulkan oleh abang sepupunya, Kamsa, dengan tenang. Ia yakin bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mencelakakan Krishna. Ia percaya mutlak pada sifat ketuhanan Sri Krishna. Karena musuh tidak berani menantang Krishna, mereka berusaha mengganggu penduduk Repalle. Krishna langsung menolong mereka dan mengusir musuh.

Hari demi hari berlalu dan tibalah waktu untuk pernikahan Krishna. Rukminii, putri Raja Vidarbha, mencintai Krishna dan ingin menikah dengan Beliau. Akan tetapi, abangnya Rukmii akan menikahkan Rukminii dengan temannya, Shishupaala, dan mulai mengatur persiapannya. Krishna mengetahui semua ini. Beliau mempunyai rencana sendiri. Setelah Devakii dan Vasudeva dibebaskan dari penjara, mereka tinggal di rumah Nanda dan Yashodaa. Sementara itu Rukminii mengirim surat kepada Krishna melalui seorang brahmana. Dalam surat itu ia menulis, “Krishna, saya tidak dapat lagi menahan pedihnya perpisahan dari Paduka. Ayah saya telah memutuskan akan menikahkan saya dengan Shishupaala, walaupun tidak saya kehendaki. Upacara pernikahan akan dilangsungkan besok. Jika Paduka tidak datang sebelum itu dan membawa saya pergi dari sini, saya akan bunuh diri.”

Sesuai dengan harapan Rukminii, Krishna merancang suatu siasat untuk membawanya ke rumah keluarga Beliau. Pada masa itu ada kelaziman bagi mempelai wanita untuk melakukan pemujaan khusus kepada dewi pelindung desa sebelum upacara pernikahan dilangsungkan. Sesuai dengan tradisi, Rukminii pergi ke tempat ibadah untuk melantunkan doa khusus. Rukmii yang busuk hati, abang Rukminii, telah mengatur pengamanan secara ketat karena ia takut kalau Krishna datang menyerang. Ia bersekutu dengan Shishupaala dan Dantavakra yang sangat memusuhi Krishna.

Rukminii berjalan perlahan-lahan menuju tempat ibadah dengan hati sangat sedih karena mengira bahwa Krishna tidak mau datang menyelamatkannya. Ia tidak tahu bahwa Krishna benar-benar telah datang untuk menyelamatkannya dan sedang menunggu di jalan masuk ke tempat ibadah tanpa diketahui orang lain. Ketika Rukminii tiba di situ, dengan tangkas Krishna menaikkannya ke kereta Beliau lalu melaju pergi. Terjadilah pertempuran yang sengit antara Krishna melawan Rukmii serta para sekutunya. Krishna mengalahkan mereka semua. Beliau membawa Rukminii pulang bersama Beliau dan menikahinya.

Krishna telah menjelma untuk menghukum yang jahat dan melindungi orang-orang yang baik dan saleh. Shishupaala luar biasa bencinya kepada Krishna karena Beliau telah melarikan Rukminii yang seharusnya akan dinikahkan dengannya.

Krishna harus menghadapi banyak rintangan dan kesulitan sepanjang hidup Beliau. Itulah sebabnya orang-orang menganggap ashtami, hari kelahiran Beliau, sebagai hari yang membawa kesulitan. Sejak lahir Krishna menghadapi berbagai kesulitan akibat ulah Kamsa. Pada waktu Beliau masih bayi, penduduk desa-desa lain juga mengalami penderitaan yang ditimpakan Kamsa. Beliau harus menghadapi tantangan orang-orang yang busuk hati seperti Shishupaala dan Dantavakra. Bahkan pernikahan Beliau dengan Rukminii menimbulkan pertempuran. Meskipun demikian, Krishna mengalahkan semua lawan Beliau dan tampil jaya sebagai pemenang.

Walaupun Shishupaala memusuhi Krishna, sampai lama Beliau terus mengampuninya. Pada waktu Dharmaraaja melangsungkan Raajasuya yajna, ia memberikan persembahan pertama ( agratambulam ) kepada Krishna. Ketika menyaksikan hal ini, Shishupaala menjadi sangat berang dan mencaci maki Krishna. Ia mengata-ngatai Beliau sebagai bocah penggembala sapi biasa dan berkata bahwa Beliau tidak layak menerima penghormatan itu.

“Bila para pinisepuh seperti Bhiishma hadir dalam pertemuan ini, bagaimana Anda dapat memilih seorang gembala sapi untuk kehormatan setinggi ini?” demikian pertanyaan yang diajukannya kepada Dharmaraaja. Ia siap berduel dengan Krishna. Shishupaala berkata kepada Beliau,“Apakah Kaukira Engkau layak menerima kehormatan ini karena Kaucuri sari para gadis penggembala sapi ketika mereka sedang mandi? Atau apakah Kaukira Engkau layak menerimanya karena Kaulewatkan seluruh waktu-Mu bersama para gadis penggembala sapi? Hentikan kesombongan ini dan tutup mulut-Mu!”

( Puisi bahasa Telugu ).


Pada waktu itulah Krishna menghabisi Shishupaala. Banyak orang yang keliru mengira Krishna menggunakan senjata surgawi Beliau, sudarshana cakra, untuk memenggal Shishupaala. Sesungguhnya Krishna hanya melemparkan piring--yang dihaturkan kepada Beliau sebagai wadah persembahan pertama—kepada Shishupaala. Pada Zaman Kali ini orang-orang membicarakan Vishnu Cakra dan Sudarshana Cakra sebagai senjata Sri Krishna. Akan tetapi, apa pun yang digunakan oleh Krishna, berfungsi sebagai cakra dengan kehendak suci Beliau.

Dengan cara ini Krishna harus melakukan beberapa peperangan semasa hidup Beliau. Itulah sebabnya para sesepuh berkata bahwa hari lahir Krishna, Ashtami, berkaitan dengan kesulitan. Ketika Krishna lahir, harinya Ashtami dan bintangnya Roohini. Ada anggapan umum bahwa siapa saja yang lahir dengan kombinasi hari dan bintang semacam itu akan menghadapi kesulitan sepanjang hidupnya. Ada kepercayaan lain lagi bahwa orang semacam itu akan menjadi pembebas bangsa. Krishna membinasakan orang-orang yang jahat dan melindungi yang bajik. Beliau menegakkan darma. Karena itu, jangan kauanggap hari lahir Krishna sebagai hari yang tidak baik. Hari itu mulia dan suci.
Kemudian sementara waktu berlalu, Arjunalah yang membawa kabar mengejutkan bahwa Krishna telah meninggalkan raga. Ibu Kuntii sudah lanjut sekali usianya. Penglihatannya telah memudar dan anggota badannya sudah sangat lemah. Ia seorang bakta yang agung dan menganggap Krishna sebagai hidupnya sendiri. Ia sedang menunggu-nunggu kedatangan Arjuna dengan penuh harap, ingin mendengar kabar tentang kesejahteraan Krishna. Arjuna datang menemuinya sambil memanggil, “Ibu, Ibu,” dengan suara gelisah. Kuntii segera bertanya, “Nak, di manakah Krishna? Bagaimana kabar Beliau?” Arjuna sedih sekali. Ia berkata, “Ibu, apa yang dapat saya katakan? Krishna, sabahat, kerabat, pembimbing, pelindung, dan Tuhan kita telah tiada.” Mendengar berita tragis ini Kuntii langsung meninggalkan raganya. Baktinya kepada Krishna luar biasa besarnya.

Setelah Krishna meninggalkan raga, seluruh marga Yaadava musnah akibat pertikaian dahsyat antar keluarga yang kemudian terjadi. Hal itu diakibatkan oleh kutukan yang pernah dilontarkan seorang resi kepada bangsa Yaadava.

Paandava memutuskan akan meninggalkan kehidupan duniawi dan mengundurkan diri ke hutan. Saat itu situasinya janggal. Di satu pihak penobatan Pariikshit harus dilangsungkan, di lain pihak upacara perabuan untuk Ibu Kuntii harus dilaksanakan. Dengan kepala ibunda tergolek di pangkuannya, Dharmaraaja memerintahkan Bhiima agar menyiapkan penobatan. Ia memberitahu Arjuna agar melakukan persiapan yang diperlukan untuk perabuan Ibu Kuntii. Pada waktu itu juga ia memerintahkan Nakula dan Sahadeva agar menyiapkan keberangkatan mereka ke hutan. Ketiga peristiwa ini berlangsung pada hari yang sama. Hanya mereka yang memiliki keyakinan teguh kepada Tuhan dapat melakukan tugas-tugas semacam itu secara serempak dengan ketenangan dan keseimbangan batin. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Beliau.

Sejak awal hingga akhir tugas-tugas yang dilakukan Sri Krishna sangat menakjubkan, suci, misterius, dan melampaui daya nalar manusia. Karena itu, tidak patutlah menganggap hari lahir Sri Krishna sebagai hari yang tidak baik. Hari itu amat suci dan harus dirayakan dengan kegembiraan yang tak terhingga.

Ada hal lain yang perlu Kusebutkan. Ketika tubuh ini lahir, banyak kekacauan dan rasa bingung di antara penduduk desa ini serta desa-desa sekitarnya. Wabah kolera dan penyakit pes merajalela di mana-mana. Orang-orang merasa takut berkunjung ke rumah orang lain, mereka bahkan takut minum segelas air di luar rumah. Seperti itulah keadaan pada waktu itu.

Griham Ammayii ( Ibu Iishvaraamma ) tidak mau berkunjung ke rumah orang lain. Kondama Raju, kakek tubuh ini, juga seorang yang sangat berdisiplin dan berprinsip. Ia tidak pernah menerima apa pun dari orang lain. Pada masa itu Aku tinggal bersama Kondama Raju. Ia tidak mengizinkan anak lain, termasuk Parvataama dan Venkaama ( kakak Swami ), mendekati Aku karena khawatir kalau-kalau Aku tertular wabah tersebut. Namun, Aku sering menyelinap ke luar rumah tanpa sepengetahuannya. Ketika mengetahui hal ini, dengan lembut ditegurnya Aku, “Sathya, mengapa Engkau tidak mendengarkan aku? Janganlah Engkau pergi kian kemari.” Ia memerintahkan penduduk desa agar segera membawa-Ku pulang, jika mereka melihat Aku di luar rumah. Dengan cara seperti ini ia berusaha membatasi gerak-Ku. Akan tetapi, adakah yang dapat menahan Aku? Aku sering bepergian kian kemari di desa tanpa diketahui orang lain. Dalam beberapa kesempatan orang dari sepuluh rumah yang berlainan mengundang-Ku makan. Aku mengunjungi kesepuluh rumah itu, makan besama mereka, dan menyenangkan hati mereka. Kadang-kadang Karanam Subbaamma memanggil Aku dari jendela dan memberikan bungkusan makanan. Ia adalah bakta yang agung.

Kondama Raju tidak menyukai kunjungan-Ku ke rumah orang lain. Ia mengkhawatirkan keselamatan dan kesejahteraan-Ku. Pada waktu itu Reddy dan Karanam adalah dua pemimpin desa. Subbaamma adalah nama istri Karanam, sedangkan istri Reddy bernama Subbulaammaa Ia iri karena Aku sering berkunjung ke rumah Karanam Subbaamma. Karena itu, ia memutuskan akan meracuni Aku. Pada suatu hari ia menemui Aku dan mengundang Aku datang ke rumahnya dengan berkata, “Babu ( panggilan kehormatan untuk lelaki ), hari ini Anda harus datang ke rumah kami untuk makan makanan kecil. Saya akan membuat vada ( semacam donat asin ) yang lezat untuk Anda. Datanglah sendirian, jangan Anda beritahukan hal ini kepada orang lain.” Ketika Aku datang ke rumahnya, ia menyajikan vada yang sudah dicampur racun. Aku mengetahui niat jahatnya, tetapi Kumakan vada itu tanpa ragu. Tubuh-Ku langsung membiru. Orang-orang yang melihat-Ku segera berlari menemui Karanam Subbaamma dan Iishvaraamm memberitahukan hal ini. Pada masa itu ada persaingan yang sengit antara Reddy Subbulaamma dan Karanam Subbaamma. Tidak hanya di sini, hampir di semua desa lain terdapat rasa permusuhan semacam itu antara keluarga Reddy dan Karanam. Orang-orang datang menyerang Reddy Subbulaamma karena perbuatan jahatnya.
Kondama Raju tinggal di wilayah suku bangsa penghuni perbukitan. Ketika mengetahui peristiwa ini, ia sangat geram. Dipanggilnya mereka dan didorongnya agar memberikan pelajaran kepada Reddy Subbulaamma. Kukatakan kepada Kondama Raju, “Kakek, sebagai sesepuh desa, janganlah Kakek melakukan tindakan yang tidak baik seperti itu. Kalau Kakek tidak menghentikan orang-orang perbukitan menyerang Subbulaamma, Saya akan pergi dan tinggal bersamanya selamanya.” Kondama Raju dan Karanam Subbaamma melaksanakan nasihat-Ku dan memberitahu orang-orang itu agar tidak pergi ke rumah Subbulaamma Reddy. Dengan demikian Kulenyapkan kebencian dari hati orang banyak dan Kuusahakan agar penduduk desa bersatu.

Tidak pernah ada rasa takut sedikit pun dalam segala kegiatan-Ku. Aku makan apa saja yang dipersembahkan orang lain kepada-Ku tanpa ragu.

Pernah gubuk tempat tinggal-Ku dibakar oleh orang-orang jahat. Mungkin kalian tahu bahwa dahulu ada sebuah gubuk di tempat yang sekarang merupakan gedung Kalyana Mandapam ( gedung pertemuan untuk pesta pernikahan ). Ketika gubuk itu sedang menyala, turunlah hujan lebat. Hujan hanya tercurah tepat di atas gubuk dan tidak di tempat lain. Orang-orang menyadari sifat ketuhanan-Ku. Sejak hari itu orang-orang dari desa Puttaparti, Kammavaripalli, Jangkampalli, dan sebagainya mulai datang mengunjungi Aku dengan rasa hormat. Mereka menyelenggarakan kidung suci di desa-desa sekitar Puttaparti.

Aku akan memberitahu kalian tentang suatu hal yang terjadi belum lama ini. Ketika Aku berada di Bangalore, disebarluaskanlah berita bahwa Aku jatuh dan cedera patah tulang. Orang-orang dari segala desa, termasuk Puttaparti, menyelenggarakan kidung suci secara teratur dan berdoa untuk keselamatan serta kesejahteraan-Ku. Di berbagai desa diselenggarakanlah Satyanaaraaya Vraatam. Dengan cara ini mereka menerima kasih Swami. Pada masa itu tidak ada seorang pun yang tidak memikirkan Swami. Kemuliaan Swami telah tersebar luas. Bila Aku menempuh perjalanan dengan mobil dari Bangalore, orang-orang di setiap desa yang Kulewati menghentikan mobil-Ku untuk mempersembahkan aarati. Pada kesempatan sebelum ini, jalan raya Chikballapur penuh dengan bakta yang ingin menyambut-Ku. Mereka menyanyikan kidung suci dan melambaikan api aarati. Mereka menyambut kedatangan-Ku dan meneriakkan, “Sathya Sai Babajiki jai.” ‘Jayalah Sathya Sai Baba yang terhormat’. Penduduk desa Kappalabanda dan Mamillakunta juga menunjukkan kasih serta bakti mereka kepada Swami dengan cara itu.


Dokter telah mengatakan bahwa diperlukan istirahat selama setahun agar cedera panggul ini sembuh sepenuhnya. Kukatakan bahwa pemulihan itu tidak memerlukan waktu setahun. “Doa para bakta yang penuh kasih akan segera menyembuhkan Aku,” demikian Kuyakinkan mereka. Kukatakan kepada para dokter bahwa Aku tidak memerlukan obat apa pun atau perawatan lebih lanjut. Doa para bakta merupakan obat yang mujarab bagi tubuh ini. Doa-doa mereka memberi-Ku kebahagiaan yang tak terhingga. Walaupun patah tulang, Aku selalu tersenyum. Ketika Aku dibawa ke rumah sakit, semua orang mengucurkan air mata, tetapi Aku tersenyum terus. Para dokter yang mengoperasi-Ku heran melihat Aku tersenyum. Biasanya rasa nyeri yang timbul akibat patah tulang panggul itu seperti sengatan listrik. Akan tetapi, sedikitpun Aku tidak terpengaruh. Bahkan sekarang pun Aku sama sekali tidak merasa sakit.

Para bakta adalah milik-Ku dan Aku adalah milik para bakta. Aku tidak memiliki rasa takut atau cemas. Bahkan dalam situasi seperti itu Aku dapat pergi ke segala penjuru negeri ini dengan riang gembira. Semenjak ini Aku akan lebih sering bepergian ke berbagai tempat yang jauh. Kalian tidak perlu mencemaskan kesejahteraan Swami. Aku selalu riang dan bahagia. Semoga kalian semua selalu bahagia dan makmur!

Bhagawan menyudahi wacana Beliau dengan kidung suci, “Bhaja Goovindam, bhaja Goovindam, Goovindam bhaja muudha mathee.”

Dari wacana Bhagawan pada perayaan Krishnajanma-ashtami, 19-8-2003 di Pendapa Sai Kulwant, Prashaanti Nilayam.

Diterjemahakan oleh : Dra. Retno Buntoro

Saturday, August 28, 2010

10 Petunjuk Swami

Ten Guidelines from Swami
Sepuluh Petunjuk dari Swami



1. Quit Worrying:
Life has dealt you a blow and all you do is sit and worry. Have you forgotten that I am here to take all your burdens and carry them for you? Or do you just enjoy fretting over little thing that comes your way?

1. Berhentilah Khawatir
Kehidupan telah memberimu tamparan dan yang engkau lakukan hanya duduk dan khawatir. Lupakah engkau jika Aku disini untuk mengambil bebanmu dan menaggungnya untukmu? atau apakah engkau menikmati keresahanmu atas segala hal kecil yang menerpamu?


2. Put it on the List:
Something needs done or taken care of. Put it on the list. No, not yours list. Put it on MY to-do-list. Let ME be the one to take care of the problem. I can't help you until you turn it over to ME. And although MY to-do-list is long, I am after all …………God. I can take care of anything you put into MY hands, In fact, if the truth were ever really known, I take care of a lot of things for you that you never even realize.

2.Tarulah pada Daftar
Sesuatu yang membutuhkan penyelesaian atau penanganan. Taruhlah pada sebuah daftar (list). Tidak, bukan pada daftarmu. Tarulah pada daftar “yang harus Aku lakukan”. Biarlah Aku menangani masalahmu. Aku tidak dapat menolongmu sebelum engkau menyerahkannya padaKu. Dan walaupun daftar yang harus Aku lakukan” panjang , diatas segalanya Aku adalah Tuhan. Aku dapat menangani segala hal yang engkau serahkan kedalam tanganKu, keyataannya, jika kebenaran diketahui, Aku menangani banyak sekali hal untukmu tanpa engkau sadari.


3. Trust ME:
Once you have given your burdens to ME, quit trying to take them back. Trust in ME. Have the faith that I will take care of all your needs, your problems and your trials. Problems with the kids? Put them on MY list. Problem with finances? Put it on My list. Problems with your emotional roller coaster? For My sake, put it on My list. I want to help you. All you have to do is ask.

3. Percayalah PadaKu
Setelah engkau menyerahkan bebanmu kepadaKu, berhentilah berusaha untuk mengambilnya kembali. Percayalah padaKu. Milikilah keyakinan bahwa Aku akan menangani semua kebutuhan, masalah dan cobaanmu. Bermasalah dengan anak? Taruhlah dalam daftarKu. Bermasalah dengan keuangan? Taruhlah dalam daftarKu. Bermasalah dengan emosimu? Untuk kepentinganKu, Taruhlah dalam daftarKu. Aku ingin menolongmu. Yang harus engkau lakukan hanyalah memintanya kepadaKu.



4. Leave it Alone:
Don't wake up in morning and say, "Well, I am feeling much stronger now, I think I can handle it from here." Why do you think you are feeling stronger now? It is simple. You gave Me your burdens and I am taking care of them. I also renew your strength and cover you in My peace. Don't you know that if I give you these problems back, you will be right back where you started? Leave them with Me and forget about them. Just let Me do my job.

4. Tinggalkanlah
Janganlah engkau bangun dipagi hari dan berkata, “Baiklah, aku merasa sudah lebih kuat sekarang, kupikir aku bisa menaganinya (masalah/beban) mulai sekarang.“ Mengapa engkau berpikir bahwa engkau merasa lebih kuat sekarang? Sederhana saja. Engkau menyerahkan bebanmu padaKu dan Aku menanganinya. Aku juga memperbaharui kekuatamu dan melindungimu dalam kedamaianKu. Tidakkah engkau tahu bahwa jika Kuserahkan kembali masalahmu kembali, engkau akan kembali seperti engkau memulainya?! Tinggalkan masalahmu itu padaKu dan lupakan. Biaralah Aku melakukan pekerjaanKu.


5. Talk to Me:
I want you to forget a lot of things. Forget what was making you crazy. Forget the worry and the fretting because you know I am in control. But there is one thing I pray you never forget. Please don't forget to talk to Me – OFTEN! I LOVE YOU! I want to hear your voice. I want you to include Me in on the things going on in your life. I want to hear you talk about your friends and family. Prayer is simply you having a conversation with Me. I want to be your dearest friend.

5. Bicaralah PadaKu
Aku ingin engkau melupakan banyak hal. Lupakan hal yang telah membuatmu gila. Lupakan kekhawatiran dan keresahanmu karena engkau ketahui bahwa segalanya berada dibawah kontrolKu. Namun ada satu hal yang Aku harapkan engkau tidak lupa. Tolong jangan lupa untuk bicara padaKu. SESERINGMUNGKIN! AKU MENCINTAIMU! Aku ingin mendengar suaramu. Aku ingin engkau melibatkan Aku dalam hal yang terjadi dalam kehidupanmu. Aku ingin mendengar engkau berbicara tentang teman – temanmu dan keluargamu. Berdoa sesederhana engkau melakukan pembicaraan denganKu. Aku ingin menjadi teman yang paling engkau sayangi.


6. Have Faith:
I see a lot of things from up here that you can't see from where you are. Have faith in Me that I know what I am doing. Trust Me; you wouldn't want the view from My eyes. I will continue to care for you, and meet your needs. You only have to trust Me. Although I have a much bigger task than you, it seems as if you have so much trouble just doing simple part. How hard can trust be?

6. Milikilah Keyakinan
Aku melihat banyak hal diatas sini yang tidak dapat engkau lihat dari tempatmu berada. Milikilah keyakinan padaKu bahwa Aku tahu apa yang harus Aku lakukan. Percalah kepadaKu; engkau tidak akan menginginkan pemandangan dari pengelihatanKu. Aku akan terus menjagamu dan memenuhi kebutuhanmu. Engkau hanya perlu percaya kepadaKu. Walaupun Aku memiliki tugas yang jauh lebih besar daripadamu, sepertinya jika engkau memiliki begitu banyak masalah lakukan peran yang sederhana saja. Seberapa susah sih untuk percaya?


7. Share:
You were taught to share when you were only two years old. When did you forget? That rule still applies. Share with those who are less fortunate than you. Share your joys with those who need encouragement. Share your laughter with those who have not heard any in such a long time. Share your tears with those who have forgotten to cry. Share your faith with those who have none.

7. Berbagilah
Engkau diajarkan untuk berbagi ketika engkau berusia 2 tahun. Kapan engkau melupakannya? Aturan itu tetap berlaku. Berbagilah pada mereka yang kurang beruntung darimu. Berbagilah kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan semangat. Bagilah canda tawamu dengan mereka yang sejak lama sudah tidak mendengarnya. Bagilah air matamu pada mereka yang lupa untuk menangis. Bagilah keyakinan pada mereka yang tidak memilikinya.


8. Be Patient:
I managed to fix it so in just one lifetime you could have so many diverse experiences. You grow from a child to an adult, have children, change jobs many times, learn many trades, travel to so many places, meet thousands of people, and experience so much. How can you be so impatient then when it takes Me a little longer than you expect to handle something on My to-do-list? Trust in My timing, for My timing is perfect. Just because I created the entire universe in only six days, everyone thinks I should always rush, rush, rush.

8. Bersabaralah
Aku mengatur untuk memperbaiki masalah atau bebanmu dalam jangka waktu satu kehidupan, engkau harus memiliki bermacam – macam pengalaman. Engkau tumbuh dari anak kecil menjadi dewasa, mempunyai anak, sering berganti pekerjaan, belajar banyak perdagangan, melakukan perjalanan keberbagai tempat, bertemu dengan ribuan orang, dan begitu banyak pengalaman. Lalu bagaimana engkau bisa tidak sabar jika Aku menangani masalahmu dalam daftar "apa yang harus Aku lakukan” dengan waktu sedikit lebih lama dari waktu yang engkau harapkan? Percayalah pada waktuKu, waktuKu tepat dan sempurna. Hanya kerana Aku menciptakan seluruh alam semesta ini hanya dalam waktu 6 hari, semua orang pikir bahwa Aku harus selalu terburu – buru, terburu – buru dan terburu – buru.


9. Be Kind:
Be kind to others for I love them just as much as I love you. They may not dress like you, or talk like you, or live the same way you do, but I still love you all. Please try to get along, for My sake. I created each of you different in some way. It would be so boring if you were all identical. Please, know I love each of your differences.

9. Bersikaplah Baik Hati
Bersikaplah baik kepada sesamamu sebagaimana Aku mencintaimu. Mereka mungkin tidak berpakaian sepertimu, atau berbicara sepertimu, atau hidup sebagaimana gaya hidupmu, namun aku tetap mencintai kalian semua. Tolonglah berhubungan dengan baik, untuk kepentinganKu. Aku menciptakan kalian berbeda – beda. Akan sangat membosankan dan menjenuhkan jika kalian serupa. Jadi tolong, sadari jika Aku mencintai keanekaragaman kalian.


10. Love Yourself:
As much as I love you, how can you not love yourself? You were created by Me for one reason only – to be loved, and to love in return. I am a God of love. Love Me. Love your neighbours. But also love yourself. It makes My heart ache when I see you so angry with yourself when things go wrong. You are very precious to Me.

10. Cintai Dirimu
Sebagaimana begitu besar cinta kasihKu kepadamu, lalu bagaimana mungkin engkau tidak mencintai dirimu sendiri? Engkau tercipta olehKu hanya untuk satu alasan yaitu; untuk dicintai dan mencintai. Aku adalah Tuhan cinta kasih. Kasihi Aku, kasihi tetanggamu. Tetapi juga kasihi/cintai dirimu sendiri. Hatiku sakit sekali jika Aku melihat engkau begitu marah pada dirimu sendiri jika keadaan berjalan tidak semestinya. Engkau begitu berharga bagiKu.

Source: Nava Sarathy – April 2007.
Sumber:
Nava Sarathy – April 2007.

KESUCIAN ADALAH CIRI DARI SEORANG WANITA

Wacana Bhagawan di Sai Kulwant Hall, Prasanthi Nilayam tanggal 18 Mei 2010


Sadarilah Bahwa Engkau dan Aku Itu Satu

Semua orang takut pada Yama, dewa kematian. Dia berjalan di setiap sudut dunia dan menghilangkan prinsip kehidupan (mencabut nyawa) dan orang-orang yang hidup di bumi ini pun berakhir.


Kesucian yang dimiliki Wanita merupakan Kekuatan Besarnya

Ketika nyawa suami Savitri yaitu Satyavan diambil, Savitri penuh duka dan berdoa untuk Yama agar suaminya kembali hidup. Dia berkata kepada Yama, "Tuanku mau menghidupkan kembali suami hamba atau mencabut nyawa hamba juga. Hamba tidak bisa hidup tanpa suami, kami adalah satu". Ketika Yama ingin pergi setelah mencabut nyawa suaminya, Savitri menghalangi jalan dan tidak membiarkan Yama bergerak. Yama tidak punya pilihan selain mendengarkan doanya. Dia bertanya, "Ibu! Apa yang engkau inginkan"? "Berikan suami hamba kembali ke hamba karena tidak mungkin hamba hidup tanpa dia," kata Savitri. Akhirnya, Yama harus mengalah untuk doa tersebut dan menghidupkan kembali Satyavan. Yama tidak hanya membawa Satyavan kembali hidup, namun juga diberkati dengan banyak anugerah baik Savitri dan Satyavan, Yama bahagia karena kesucian Savitri yang menjadi penentu. Semuanya terjadi karena kekuatannya suci yang dimiliki Savitri sehingga bisa membawa almarhum suaminya bisa hidup kembali.

Chandramati adalah wanita agung lainya yang hidup di tanah suci Bharat (India) yang memberikan contoh sukses dari kehidupan suci di dunia. Ketika dia bersama dengan suaminya Harischandra dan anaknya sedang melewati hutan, tiba-tiba hutan dilanda kebakaran, yang mengancam kehidupan mereka. Kemudian Chandramati berdoa, "Jika aku benar-benar seorang wanita suci dan telah mengikuti Dharma sepanjang hidupku, biarlah api liar ini padam”. Dan coba lihat, api itupun padam dalam sekejap mata dan seluruh hutan menjadi tenang dan damai. Begitu besar kekuatan tirakat dan kesucian seorang wanita suci! Tapi dia selalu rendah hati dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, dengan berkata, "semua itut erjadi oleh kasih dan karunia Tuhan, bahwa aku telah mampu menegakkan Dharma seorang wanita suci". Dia selalu mengikuti suaminya dan tidak tahan berpisah darinya bahkan untuk beberapa saat. Itu adalah ciri seorang wanita suci. Baik suami dan istri harus hidup bersama dalam harmoni diseluruh kehidupan mereka. (Di sini Bhagavan menceritakan Raja Harischandra dan istrinya yang suci Chandramati, yang meskipun mengalami penderitaan tak terhitung dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kebajikan serta memberikankan contoh sukses dari kehidupan yang berbudi luhur)


Tanah Bharat (India) ini telah melahirkan banyak wanita mulia seperti Damayanti yang menjadikan abu seorang pemburu yang memiliki pikiran jahat dengan kekuatan kesucian yang dimilikinya dan Sita yang membuktikan kesucian dirinya dengan keluar dari api menyala tanpa adanya cedera.

(Puisi Bahasa Telugu)



Apa yang dicari dalam Hidup akan Terpenuhi ketika Suami dan Istri Hidup dalam Kesatuan

Ketika Sita dihukum dalam api, Tuhan Api sendiri mewujudkan diriNya dan berkata kepada Rama, "Sita adalah seorang wanita yang memiliki kesucian besar". Ada banyak wanita suci di tanah suci Bharat (India) seperti Sita, Chandramati, Damayanti dan Savitri. Orang-orang takut akan Yama, dewa kematian, tapi Yama takut dengan wanita yang memiliki kesucian. Sama seperti Savitri bisa membawa almarhum suaminya hidup kembali dengan kekuatan kesucian yang dimilikinya, Sita juga bisa keluar dari api yang menyala karena kekuatan kesucian yang dimilikinya. Semua contoh-contoh wanita suci dari Bharat tersebut merupakan ideal untuk seorang wanita kepada suaminya yang mana mereka adalah Tuhan. Cita-cita yang dimiliki wanita suci tersebut menjadikan India sebagai guru dunia dan pemimpin semua bangsa. Kecuali di Bharat, di mana lagi di Negara lain di dunia ini kalian menemukan contoh-contoh wanita yang membawa suaminya yang telah meninggal bisa hidup kembali? Bahkan jika kalian mencari di seluruh dunia, kalian tidak dapat menemukan wanita suci tersebut. Itulah kesucian tanah Bharat ini. Itulah sebabnya Tuhan yang maha pengasih menjelma / turun kedunia di Bharat (India). Sama seperti wanita yang harus menjalankan Patrivrata Dharma (Dharma untuk wanita suci), pria juga harus mematuhi Sativrata Dharma (Dharma untuk suami yang ideal). Seorang wanita harus menjadi Pativrata (menjadi wanita suci), demikian juga suaminya hendaknya menjadi Sativrata (menjadi suami yang ideal). Sang istri tidak boleh melawan perintah suaminya, begitu juga, suami harus berbuat sesuai dengan keinginan sang istri dan harus menjaganya dengan ikatan cinta kasih yang besar. Sayangnya, meskipun sejumlah besar wanita telah mematuhi Pativrata Dharma (wanita yang ideal) namun, hanya ada beberapa orang saat ini yang menjalankan Sativrata Dharma (menjadi suami ideal) Tuhan senang dengan para wanita yang menjalankan Pativrata Dharma. Ketika ada kesatuan antara suami dan istri, mereka bisa mencapai apapun dan mendapatkan kepuasan dalam hidup ini. Dropadi memiliki lima suami dan ia menganggap mereka sebagai lima nafas hidup. Wanita sekarang harus mengikuti kesucian seperti Sita, Savitri, Dropadi dan Damayanti. Ini adalah tanah suci Bharat di mana kalian menemukan banyak wanita yang menjalankan Pativrata dan bukan di tempat lain. Orang-orang yang meninggalkan tanah suci Bharat dan pergi ke negara-negara lain sama dengan membuang-buang hidup mereka.

Kalian berkata, tubuhku, saputangan ku, dan seterusnya. Tapi siapa “Aku” ini? Ia adalah dirimu sendiri atau Aku. Aku berarti Atma. Tanpa menyadari Atma, semua praktek-praktek spiritual seperti Yajna dan Yaga tidak berguna. Kalian mengatakan, ini adalah miliku dan milikMu.Apa gunanya melakukan praktek spiritual tanpa engkau menyerahkan perasaan kepunyaanku dan milikMu? Singkirkan perasaan punyaKu dan punyaMu lalu sadari bahwa Engkau dan Aku adalah satu.

- Dari Wacana Ilahi Bhagawan di Sai Kulwant Hall, Prasanthi Nilayam tanggal 18 Mei 2010.

Diterjemahakan oleh : Dharsana Giri

Visi dan Misi SAI

ada tanggal 25 Mei 1947, pada umur duapuluh tahun untuk membalas surat dari kakaknya yang ingin mengetahui apa yang ingin dilakukannya, Bhagavan Sathya Sai Baba menulis sebuah surat. Di bawah ini adalah intisari dari surat yang penuh semangat itu.

Aku memiliki tugas; untuk mengasuh dan memastikan semua makhluk hidup dengan bahagia (ananda). Aku bersumpah; untuk memimpin orang yang sudah menyimpang dari jalan yang benar, mengembalikannya pada kebenaran dan menyelamatkannya. Aku terikat untuk bekerja pada hal yang aku sukai; menghilangkan penderitaan orang miskin dan member apa yang tidak mereka miliki. Aku memilliki definisi tentang pengabdian yang Ku-harapkan; Orang yang berbakti pada_Ku harus mengalami suka dan duka, pertemuan dan perpisahan, dan perilaku yang sama. Ini berarti bahwa Aku tak kan melepaskan siapapun yang telah terikat pada-Ku. Ketika aku melakukan tugas itu, bagaimana engkau dapat memahami bahwa nama-Ku akan tercemar? Engkau sendiri akan dapat melihat kemuliaan pada tahun mendatang. Para bhakta harus bersabar dan menahan diri. Aku tidak prihatin, atau pun gelisah, bahwa hal ini harus diketahui. Aku sebenarnya tak perlu menulis kata – kata ini, Aku menulisnya karena Aku merasa engkau akan marah jika Aku tidak membalas suratmu.

Sekian, Baba-mu



Visi :

  • Menyadari aspek ketuhanan didalam diri (Aham Brahma Asmi)

MISI :

  • Menjaga Dharma

  • Menjaga para devotee

  • Memelihara nilai - nilai kemanuisaan

  • Melindungi orang suci

"Aku datang tidak untuk mengganggu atau menghancurkan kepercayaan mana pun, tetapi untuk lebih memantapkan lagi keyakinan yang dimilikinya, agar orang Kristen menjadi Kristen yang lebih baik, orang Muslim, menjadi Muslim yang lebih baik, orang Budha, menjadi Budha yang lebih baik dan orang Hindu, menjadi Hindu yang lebih baik."

lebih lanjut Swami bersabda:

Haya ada hanya satu agama yaitu agama cinta kasih

Hanya ada satu bahasa yaitu bahasa hati

Hanya ada satu kasta yaitu kasta kemanusiaan

Hanya ada satu Tuhan Ia hadir diamana-mana

Siapa Sai Baba ?

SIAPA BHAGAWAN SRI SATHYA SAI BABA?

Bhagavan Sathya Sai Baba adalah nama yang telah dikenal seluruh belahan dunia. Seorang penggubah lagu – lagu bhajan dan pengidung, Jagat Guru, dan pengajar hal – hal penting, seorang Yogiswara yang memiliki bakat dan kemampuan luar biasa untuk dapat melayani dan menyelesaikan tugas-Nya, pohon kalpataru atau pohon pemenuh keinginan bagi para bhakta-Nya, avatara zaman sekarang yang penuh dengan cinta kasih, suara dari hati terdalam yang berbicara pada semua individu secara eksternal, kehadiran universal yang dapat dirasakan dan diketahui, penyatu agama dan filsafat dunia yang merangkul masalah materi dan jiwa. Tak diragukan lagi, Ia merupakan nabi penuh semangat dan berbagai aspek, yang telah dihasilkan negeri India. Beberapa antinomi (pertentangan) bertemu da berbaur serta disatukan dalam personalitas-Nya pasangan paling penting yang menyatu dari Keheningan dan Kejamakan.

Mukjizat-Nya yang teragung adalah kekuatan untuk mengubah. Membutuhkan waktu berabad-abad untuk mengubah visi dan tingkah laku seseorang, meskipun dekat dengan-Nya. Tetapi Bhagavan Sathya Sai Baba dapat mempesona dan melakukan metamorfosis penuh dalam personalitas manusia hanya dengan senyuman, kata-kata atau gerakan isyarat. Itu merupakan tanda ke-Ilahian yang paling utama. Salah satu dari keluar-biasaan-Nya adalah dapat membimbing seseorang yang menjalani hidup yang paling rutin dalam kehidupannya, tetap Ia tak pernah bosan, sebaliknya Ia melakukan kegiatan berjalan yang sama ditengah-tengah para bhakta-Nya, menerima surat mereka, menghibur mereka setiap saat dengan antusias dan kegembiraan yang menyejukkan. Setiap dharsan-Nya merupakan sesuatu yang unik. Ia adalah lautan cinta kasih.

Manusia kini telah menjadi bingung; ia diperbudak oleh mesin-mesin mengerikan dan negara-negara saling menggeram satu dengan yang lainnya. Satu-satunya harapan atau caahaya pemandu adalah Bhagavan Sathya Sai Baba yang telah menganugerahkan prasahanti dalam semua hati yang dengan penuh kasih membersihkan rerumputan yang dengan penuh dengan nafsu, kemarahan, ketamakan, harga diri dan kebencian. Ia adalah perwujudan Cinta Kasih yang hanya dapat diketahui dan dipuja dengan cinta kasih. Cinta dan keperdulian-Nya bagi umat manusia telah mengantar-Nya pada pembangunan institusi fenomenal dalam bidang pendidikan, pengobatan dan infrastruktur yang sekarang bertindak selaku model yang berperan penting. Peristiwa yang sangat mengesankan dan sangat mulia telah terjadi dalam rentang waktu tujuhpuluh tiga tahun ini. Misinya akan disingkap kembali dalam tahun mendatang dan kemudian seluruh umat manusia akan memiliki kesempatan untuk menikmati kemuliaan dan merasakan ke-Ilahian-Nya. (Sai Dharsan)

Kakek beliau bernama Kondama Raju (1840-1952) merupakan seorang brahmin (org yg dari keturunan ksatriya) dan neneknya bernama Lakshmana ( 1852-1931 ) seorang ibu rumah tangga. Beliau berputra 2 orang:

1. Pedda Venkama Raju (1885-1963), istrinya Easwaramma (1890-1972).
Ini adalah org tua dari Sathya Narayana (Sai Baba). Berputra 5:

1.Seshama Raju-pria (1911-1985).
2.Venkamma-wanita (1918-1993).
3.Parvathamma-wanita (1920-1996).
4.Sathya Narayana-pria (Sai Baba, 1926- ).
5.Janakiram-pria (1931- ).



2. Chinna Venkama Raju (1898-1978), istrinya Venkata Subbhama (1911-1973).

Dari sejak masa kanak-kanak beliau telah memperlihatkan perilaku dan budi luhur yang patut di teladani. Dalam hal belas kasihan, kedermawanan, kebijaksanaan, daya kepemimpinan yang sangat jelas membedakan beliau dengan anak-anak lainnya di Puttaparthi.


Di seluruh India beliau sangat dimuliakan dan dijadikan panutan masyarakat dan pemerintah disana. Oleh masyarakat India kedudukan beliau seakan melebihi kemulian seorang pimpinan suatu pemerintahan di sana. Itu disebabkan karena perbuatan-perbuatannya serta wacana-wacana sucinya. Usaha-usaha beliau berupa amal, bantuan serta wacana-wacananya yang selalu ditujukan untuk kesejahteraan, perdamaian serta kemuliaan nilai spiritual umat manusia dilaksanakannya hampir setiap hari tanpa henti.

Sejarah hidup beliau penuh dengan keunikan dan keanehan-keanehan. Dari sejak kecil beliau dikenal berhati welas asih, menolong sesama, membangkitkan semangat spiritual dan banyak membuat mujijat-mujijat. Itu dilakukan dari sejak kecil hingga kini tanpa henti. Seakan beliau tak pernah memikirkan diri sendiri, dan hidupnya secara konsisten tanpa henti digunakan untuk kemanusiaan, pelayanan dan spiritual.










Keajaiban-keajaiban yang dimiliki dan ada dalam pribadi beliau adalah:

  1. Kejeniusan yang tak ada tandingannya. Adalah aneh kalau diceritakan bahwa sekolah formal yang diikuti hanya setara dengan kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (untuk di Indonesia), namun beliau mengetahui apa saja (baik masa lampau masa sekarang dan masa yang akan datang), bisa berbahasa apa saja.

  2. Watak (welas asihnya, bijak, dermawan, kepemimpin-an) sangat menonjol.

  3. Kemampuan beliau untuk mencipta barang melakukan materialisasi sesuai kehendak.

  4. Kesehatannya sangat sempurna. Dari sejak kecil tidak pernah menderita sakit apapun.

Biografi Sai

Rentang waktu tujuhpuluh empat tahun belakangan ini merupakan saat yang paling penting dalam sejarah kemanusiaan dengan misi dari Bhagavan Sathya Sai Baba. Di bawah ini adalah peristiwa penting dalam misi Bhagavan Sathya Sai Baba sampai saat ini.

1926

-

Desa Puttaparthi diberkahi dengan kedatangan Tuhan pada tanggal 23 Novemer 1926.

1940

-

Pernyataan diri Sathya Sai Baba sebagai avatara.

1945

-

Mandir tua dibangun.

1957

-

Sathya Sai Baba membuka Rumah Sakit Umum di Puttaparthi.

1958

-

Publikasi dari Sanatana Sarathi dimulai.

1965

-

Sri Sathya Sai Seva Samiti (yang kemudian dikenal dengan oranisasi Sri Sathya)

1966

-

Sri Sathya Sai Bal Vikas dimulai.

1967

-

-

-

-

Sathya Sai Baba meresmikan Dharmaksetra, Mumbai.

Sathya Sai Baba meresmikan konferensi dunia pertama

Perguruan tinggi Sri Sathya Sai di buka di Anantapur.

Sathya Sai melakukan perjalanannya yang pertama ke Afrika Utara.

1972

-

-

-

Sathya Sai Baba membuka kursus musim panas di India tentang kebudayaan dan spiritual. Sathya Sai Baba membuka sekolah Esvaramma, Puttaparthi.

Sathya Sai Baba membuka Audorium Purna Candra, Puttaparthi.

1973

-

Sathya Sai Baba meresmikan Sivam, Hyderabad.

1975

-

Konferensi dunia pertama diadakan di Prashanti Nilayam.

1978

-

Sathya Sai Baba membuka bangunan perguruan tinggi di Brindavan, Bangalore.

1980

-

Konferensi dunia yang ketiga diadakan di Prashanti Nilayam.

1981

-

Pembukaan Sundaram, Madras.

1984

-

Trayi Brindavan dibuka di Whitefield, Bangalore.

1985

-

Teater Angkasa Sri Sathya Sai (Planetarium) yang dibuka di Prashanti Nilayam.

1990

-

Museum warisan abadi yang dibuka di Prashanti Nilayam.

1992

-

Institut lmu Kedokteran Tinggi dibuka di Prashanti Nilayam.

1995

-

Sathya Sai Baba membuka Gedung Sai Kulwant Dharsan, Prashanti Nilayam.

1997

-

Piala Sri Sathya Sai Baba untuk kejuaraan kriket yang diadakan di Prashanti Nilayam.

2001

2007

-

-

Peresmian Rumah Sakit Spesialis di Whitefield 18 januari 2001.

Peresmian Lapangan Tenis International 12 januari 2007 (The Hindu)

Dari: Sai Dharasan

Friday, April 10, 2009

SRI RAAMNAWAMI

Dari wacana Bhagawan pada hari Sri Raama Navami, 12-4-2000

SEMAYAMKAN ASAS RAAMA DI DALAM HATIMU


Setelah diselidiki manusia akan insaf bahwa amal, pengurbanan seperti yajna dan yaaga, kedudukan yang terhormat, kepatuhan pada kebenaran, upacara suci, atau bahkan sanaatana dharma, semuanya tidak berarti bila dibandingkan dengan asas kasih.

( Puisi bahasa Telugu ).


Pengejawantahan kasih!

Di tanah Bhaarat yang keramat ini, tiada orang yang tidak tahu tentang epik Raamaayana. Raamaayana memberikan ideal yang dapat diteladan individu, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Sejak zaman dahulu ribuan orang telah mendengarkan kisah Sri Raama, tetapi tidak banyak yang berusaha melaksanakan ajaran Beliau. Walaupun lahir sebagai manusia, orang-orang tidak berusaha memahami sifat kemanusiaannya. Ia mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, tetapi pikirannya tidak kunjung berubah. Apa guna kehidupan manusia, jika manasnya tidak mengalami perubahan? Ia mengubah pakaiannya, bukan pikirannya. Daripada mengubah pakaian, jauh lebih baik jika ia mengubah pikirannya. Segala latihan spiritual seperti meditasi, tapa, dan sebagainya, akan sia-sia saja, jika pikiran manusia tidak berubah. Mano muulam idam jagat, artinya ‘manas merupakan landasan bagi seluruh dunia’. Manusia tidak berusaha memahami apa yang paling penting pada jalan spiritual.


Tiga Utang Manusia


Manusia lahir dengan tiga jenis utang: utang kepada Tuhan, utang kepada para resi, dan utang kepada orang tua. Tuhan ada pada setiap sel tubuh manusia dalam bentuk anggiirasa, dan Beliaulah yang melindungi serta memelihara kehidupan manusia. Karena itu, manusia sangat berutang budi kepada Tuhan yang bergetar dalam setiap anggota badannya dalam bentuk energi ketuhanan. Manusia hanya dapat melunasi utangnya kepada Tuhan dengan melakukan perbuatan yang baik dan suci serta bekerja bagi kesejahteraan sesama manusia. Itulah sebabnya jalan pengabdian disarankan kepada manusia untuk melunasi utangnya kepada Tuhan. Manusia harus melakukan darmabakti bukannya dengan perasaan bahwa ia berbuat baik kepada orang lain, melainkan dengan pengertian bahwa ia membayar utangnya kepada Tuhan. Setiap perbuatan menolong atau melayani, walaupun sedikit atau kecil, mengurangi sejumlah utangnya kepada Tuhan.

Jangan menghasratkan kedudukan atau kekuasaan. Engkau harus insaf bahwa tubuh diberikan kepadamu untuk melayani dan menolong makhluk lain. Pelayan sejati adalah pemimpin sejati. Engkau harus menyucikan hidupmu dengan menempuh jalan darmabakti dan melunasi utangmu kepada Tuhan.

Utang kedua yang harus dilunasi manusia adalah utang kepada orang-orang suci dan para resi. Para resi dan kaum bijak waskita zaman dahulu mengetahui masa lalu, sekarang, dan masa depan manusia. Mereka mengetahui rahasia darma. Karena itu, mereka menetapkan berbagai pedoman tingkah laku dan jalan spiritual bagi manusia sehingga manusia dapat memperoleh pemenuhan dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. Manusia dapat melunasi utangnya kepada para resi dengan mengikuti dan mengamalkan ajaran mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Utang ketiga adalah utang kepada orang tua kita. Orang tua bersusah payah memelihara dan mendidik anak-anaknya. Ibu adalah guru pertama bagi manusia. Veda menyatakan, “Matru Devo bhava, pitru Devo bhava,” ‘hormati ibu dan ayahmu sebagai ( perwujudan ) Tuhan’. Untuk melunasi utang kepada orang tua, manusia harus berikhtiar agar tidak lahir lagi.
Pada waktu lahir dari kandungan ibumu engkau tidak mengenakan kalung mutiara atau emas. Tidak ada kalung permata ataupun zamrud. Akan tetapi, pasti ada kalung berat yang tergantung di lehermu yaitu kalung yang terbuat dari akibat segala perbuatanmu ( dalam kehidupan-kehidupan ) yang lampau, entah baik atau buruk. Inilah kalung yang diberikan Tuhan kepadamu.

( Puisi bahasa Telugu ).


Engkau lahir dengan kalung karma ini, karena itu engkau harus menempuh hidupmu sedemikian rupa agar tidak lahir lagi.

Manusia lahir untuk melunasi ketiga jenis utang ini, bukan untuk mengumpulkan harta dan menyia-nyiakan hidupnya dalam kenikmatan duniawi. Pada zaman modern ini orang-orang menyatakan diri sebagai abdi Tuhan, tetapi kelakuan mereka tidak sesuai dengan kenyataannya.
Amalkan Ajaran Sri Raama

Suatu kali Buddha mengembara ke segala penjuru negeri untuk mengajarkan kebenaran. Ketika tiba di suatu desa, Buddha merasa lelah dan keadaannya tidak memungkinkan Beliau menyampaikan wacana. Karena itu, Beliau memberitahu salah seorang murid utama agar berbicara kepada umat. Buddha beristirahat di dalam. Karena tidak bisa tidur, Beliau mendengarkan pembicaraan murid-Nya. Murid itu berkata, “Oh hadirin sekalian, tokoh seperti Buddha belum pernah lahir sebelumnya dan tidak akan pernah lahir lagi kelak. Kita semua sangat beruntung karena hidup sezaman dengan Beliau. Karena itu, manfaatkan kesempatan yang sangat berharga ini sebaik-baiknya.” Mendengar ini membahanalah tepuk tangan umat. Buddha keluar dan bertanya kepada murid Beliau, “Nityaananda, berapa umurmu?” Nityaananda berkata bahwa ia berusia tiga puluh lima tahun. Kemudian Buddha bertanya, “Sudahkah engkau bepergian jauh?” Nityaananda berkata bahwa ia baru mengunjungi beberapa kota. Kemudian Buddha menegur Nityaananda dengan berkata, “Engkau belum banyak melihat dunia. Engkau baru berusia tiga puluh lima tahun. Dengan wewenang apa engkau dapat berkata bahwa seorang tokoh seperti Buddha belum pernah lahir sebelumnya dan tidak akan lahir lagi? Banyak jiwa mulia yang telah lahir dan masih banyak lagi yang akan lahir kelak. Dunia tidak bisa ada, jika tidak ada jiwa-jiwa yang mulia di dalamnya.”


Tidak Seorang pun Dapat Melukiskan Asas Ketuhanan

Di dunia ini tidak ada tempat tanpa Tuhan. Mungkin engkau tidak dapat melihat-Nya, tetapi seluruh alam semesta ini diliputi Tuhan. Segala yang kaulihat, kaukatakan, dan kaulakukan tidak lain adalah kehendak Tuhan. Tidak seorang pun dapat melukiskan asas ketuhanan.

Hari ini kalian merayakan ulang tahun Sri Raama. Tidak ada gunanya merayakan hari ulang tahun tokoh-tokoh mulia jika engkau tidak melaksanakan ajarannya. Ada dikatakan, “Raamo vigrahavan dharmah” ‘Raama adalah perwujudan darma’. Pembicaraan Beliau sarat kebenaran dan tingkah laku Beliau memancarkan kedamaian. Adakah ideal yang lebih luhur daripada ini? Segala nama dan wujud adalah milik Beliau, dan Beliau adalah perwujudan kebenaran, kesadaran, serta kebahagiaan jiwa.

Keempat bersaudara: Raama, Lakshmana, Bharata, dan Shatrughna bukan manusia biasa. Dilihat dari segi pandang-an duniawi Dasharatha adalah raja Ayodhyaa. Kelirulah jika mengira Ayodhyaa adalah kota tempat kelahiran Sri Raama. Suatu kali Ashok Singhal ( waktu itu menteri ) bertanya kepada-Ku di mana sebenarnya tempat lahir Raama. Kukatakan kepadanya bahwa tempat lahir Raama adalah rahim Kausalyaa. Kukatakan juga kepadanya agar tidak membatasi Raama pada wujud jasmani. Raama meliputi segala sesuatu. Apakah Ayodhyaa? Tempat yang tidak terkalahkan dan tidak dapat dimasuki musuh yaitu hridaya ‘hati spiritual’. Dasharatha berarti kereta tubuh manusia yang terdiri dari sepuluh indra. Ia mempunyai tiga istri yaitu: Kausalyaa, Kaikeyii, dan Sumitraa yang masing-masing menggambarkan sifat sattvika, rajasika, dan tamasika. Ketiga istri ini mempunyai empat putra yaitu: Raama, Lakshmana, Bharata, dan Shatrughna yang masing-masing melukiskan Rig Veda, Yajur Veda, Saama Veda, dan Atharvana Veda. Bakti dan kepasrahan sejati terletak dalam pemahaman makna batiniah Raamaayana.

Kausalyaa sangat luhur budinya, tenang, dan sabar. Demikian pula Sumitraa juga murni hatinya, dan sesuai dengan arti namanya, ia adalah teman baik setiap orang. Idealnya tidak ada bandingnya. Ketika Raama sebelum berangkat ke tempat pembuangan, pergi berpamitan dan mohon restu Ibu Kausalyaa, ia menangis sambil berkata, “Nak! Aku tidak dapat hidup sedetik pun tanpa Ananda.” Pada waktu itu Sumitraa menghiburnya, “Kakakku sayang, Tuhan sendiri telah lahir sebagai putra Kakak, Raama. Raama tidak akan pernah bisa jauh dari siapa pun. Akan tetapi, Beliau harus bertindak sesuai dengan waktu, tempat, sebab, dan keadaannya. Jangan sedih karena Beliau pergi jauh dari Kakak. Beliau akan segera kembali.”

Apa nasihat Sumitraa kepada putranya, Lakshmana, ketika ia datang berpamitan dan mohon restu sebelum berangkat ke hutan? Sumitraa berkata kepadanya, “Nak, jangan beranggapan bahwa engkau pergi ke hutan. Ayodhyaa berada di mana Raama berada. Tanpa Siitaa dan Raama, Ayodhyaa ini hanyalah hutan. Siitaa adalah ibumu, Raama adalah ayahmu. Abdilah mereka dengan kasih. Itulah tugas utamamu.” Ia menasihati putranya yang kedua, Shatrughna, agar mengabdi Bharata.

Resi Vasishtha Mengungkapkan Rahasia Suci

Apa yang menyebabkan hubungan erat antara Raama dan Lakshmana, Bharata dan Shatrughna? Dalam hal ini engkau harus mempertimbangkan suatu peristiwa yang terjadi sebelum mereka lahir. Ketika timbul paayasam ‘semacam bubur manis’ dari api yajna Putrakaameshti ‘upacara pengurbanan untuk memohon keturunan’ yang diselenggarakan Maharaja Dasharatha, Resi Vasishtha memeberitahu Maharaja agar membagikan paayasam itu kepada ketiga permaisurinya. Para cendekiawan menyimpangkan fakta dengan mengatakan bahwa paayasam itu dibagikan dalam perbandingan yang berbeda. Dasharatha memperlakukan ketiga permaisurinya secara sama, ia tidak pilih kasih. Dibaginya paayasam itu dalam tiga bagian yang sama dan diberikannya kepada setiap permaisuri. Diberitahunya mereka agar melakukan upacara mandi sebelum meminum paayasam itu. Kausalyaa dan Kaikeyii sangat senang. Mereka menyimpan paayasam bagiannya di tempat yang aman lalu pergi ke dalam untuk melakukan upacara mandi. Namun Sumitraa tidak terlalu gembira. Ia berpikir, “Karena Kausalyaa adalah permaisuri pertama Dasharatha, putra yang lahir darinya mempunyai peluang besar untuk menjadi putra mahkota. Bahkan putra Kaikeyii pun bisa naik takhta karena Dasharatha telah berjanji kepada ayahnya. Namun putra yang akan lahir dariku tidak mempunyai peluang untuk menjadi putra mahkota.”

Sambil berpikir seperti itu, ia menyelesaikan upacara mandinya. Karena pada masa itu tidak ada kipas angin atau pengering rambut, ia pergi ke teras. Diletakkannya mangkuk berisi paayasam di sampingnya lalu ia berjemur di bawah sinar matahari untuk mengeringkan rambutnya. Seekor rajawali yang terbang dari suatu tempat tiba-tiba menukik dan menyambar mangkuk berisi paayasam itu. Sumitraa terperanjat. Sebenarnya ia bukan sedih karena kehilangan paayasam itu, melainkan takut kalau ditegur oleh Maharaja Dasharatha, suaminya, karena kecerobohannya. Ia menemui Kausalyaa dan Kaikeyii serta menjelaskan keadaannya yang menyedihkan. Mereka menyayangi Sumitraa sebagaimana Sumitraa juga menyayangi mereka. Karena itu, mereka merasa kasihan kepada Sumitraa, dan mereka masing-masing memberikan sebagian paayasam jatahnya kepada Sumitraa. Dari bagian paayasam pemberian Kausalyaa, Sumitraa melahirkan Lakshmana. Sedangkan Shatrughna lahir dari bagian paayasam pemberian Kaikeyii. Karena itu, Lakshmana yang lahir dari ( paayasam ) bagian Kausalyaa, memiliki ikatan batin yang sangat mendalam dengan Raama, sedangkan Shatrughna yang lahir dari ( paayasam ) bagian Kaikeyii, mempunyai ikatan batin yang sangat mendalam dengan Bharata.

Kedua putra Sumitraa, Lakshmana dan Shatrughna segera menangis begitu mereka lahir, sedangkan Raama, putra Kausalyaa, dan Bharata, putra Kaikeyii terbaring dalam ayunan masing-masing dengan senyum bahagia. Kedua putra Sumitraa membuat setiap orang kebingungan karena mereka menangis tanpa henti. Sumitraa mencoba berbagai cara untuk menghentikan tangis anak-anak itu, tetapi tidak berhasil. Maharaja Dasharatha berkonsultasi dengan beberapa dokter untuk mengobati penyakit aneh yang diderita kedua putra Sumitraa, tetapi tidak ada faedahnya. Akhirnya, sebagai ikhtiar terakhir untuk memecahkan masalahnya, Sumitraa memanggil Resi Vasishtha. Resi agung yang termasyhur itu bermeditasi selama beberapa waktu kemudian berkata, “Oh Ibu, Ibu tidak perlu memberikan obat apa pun untuk meringankan penderitaan para putra Ibu. Yang harus Ibu lakukan hanyalah membaringkan Lakshmana di samping Raama, dan meletakkan Shatrughna dalam ayunan Bharata.” Sumitraa melaksanakan hal itu dan mendapati bahwa Lakshmana dan Shatrughna langsung berhenti menangis. Kedua bayi yang selama itu tidak mau menyusu kemudian mulai mau menyusu dan bermain dalam ayunan. Karena sangat heran melihat kelakuan anak-anaknya yang berubah secara mendadak, Sumitraa mohon kepada sang resi agar menjelaskan sebabnya. Vasishtha menerangkan kepadanya, “Oh Ibu, Lakshmana dan Shatrughna masing-masing adalah amsha ‘bagian’ dari Raama dan Bharata. Karena itu, bila mereka bersatu, mereka sangat bahagia.”


Menunggallah dengan Tuhan dan Akhiri Penderitaanmu

Sri Krishna menyatakan dalam Bhagawad Giitaa,
“Mamai-vaamsho jiivaloke jiivabhuutah sanaatanah,
‘Atma yang abadi dalam segala makhluk adalah bagian dari Diri-Ku’.

Engkau menanggung sakit, kesedihan, dan penderitaan karena engkau tidak menyatukan kesadaranmu dengan Tuhan. Begitu menunggal dengan ( kesadaran ) Tuhan, engkau akan bebas dari segala kesulitan. Penderitaan Lakshmana berakhir begitu ia berada di dekat Raama. Ia melewatkan seluruh hidupnya untuk mengabdi Raama. Demikian pula Shatrughna mengabdi Bharata sepanjang hidupnya. Di dunia dewasa ini tidak mungkin menjumpai saudara-saudara lelaki seperti Raama, Lakshmana, Bharata, dan Shatrughna. Kita jumpai banyak saudara kembar yang bernama Raama dan Lakshmana, tetapi mereka saling bertengkar mengenai rumah warisan dan bahkan pergi ke Mahkamah Agung untuk menyelesaikan masalahnya. Namun, Raama dan Lakshmana dalam Raamaayana mencapai tingkat spiritual yang tertinggi melalui persatuan.

Ketika Lakshmana pingsan di medan pertempuran, Raama melemparkan busur dan panah Beliau, meletakkan kepala Lakshmana di atas pangkuan Beliau dan meratap, “Oh Lakshmana, di dunia yang luas ini mungkin Saya bisa mendapat seorang ibu seperti Kausalyaa, atau istri seperti Siitaa, tetapi Saya tidak akan pernah dapat memperoleh adik seperti Adinda.” Demikianlah kasih sayang agung Sri Raama bagi Lakshmana. Ini ideal yang luhur bagi umat manusia. Tidak ada gunanya membaca kitab suci Raamaayana, jika engkau tidak menerapkan ideal yang diperlihatkan di situ. Engkau harus berusaha memahami tujuan di balik setiap tindakan Raama dan bagaimana Beliau melakukannya. Raamaayana mengandung arti yang jauh lebih mendalam daripada sekadar kisah Raama pergi ke hutan, membinasakan Raavana, dan akhirnya dinobatkan sebagai Raja Ayodhyaa. Beliau menjelma untuk menegakkan darma. Apakah darma? Darma adalah sesuatu yang menyenangkan hati kita. Jika manusia menempuh jalan yang tidak benar, suara hatinya tidak akan menyetujui perbuatannya karena setiap manusia merupakan perwujudan darma. Ia lahir untuk mengamalkan darma. Akan tetapi, karena terpengaruh oleh kesenangan duniawi, ia menjadi sengsara.

Pada waktu akan berangkat ke hutan, Raama berusaha sedapat mungkin menasihati Siitaa agar tidak ikut serta. Diberitahunya Siita bahwa akan sulit sekali baginya tinggal di hutan di antara iblis yang ganas dan binatang-binatang buas. Akan tetapi, Siitaa bukan wanita biasa. Ia adalah putri Ibu Bumi. Ia memiliki segenap kekuatan Ibu Bumi. Ia bersikeras bahwa sebagai istri Beliau, maka darmanya adalah mengikuti Beliau dalam segala keadaan. Siitaa berkata, “Padukalah yang melindungi seluruh alam semesta, tidak dapatkah Paduka menjaga saya?” Raama menghendaki agar Siitaa tinggal di Ayodhyaa dan mengurus orang tua Beliau yang sudah lanjut usia. Siitaa menjawab, “Saya diberitahu bahwa Paduka mendesak ibu Paduka, Kausalyaa, agar tetap tinggal di sini dan melayani suami beliau. Akan tetapi, dalam hal saya, Paduka mengubah sikap Paduka dengan mengatakan bahwa tugas utama saya adalah melayani mertua dan bukan suami. Suami adalah dewata bagi istri. Hal ini berlaku bukan hanya untuk ibu Paduka, melainkan untuk semua wanita tanpa perkecualian.” Siitaa melanjutkan sebagai berikut. “Paduka adalah Raamachandra, sang bulan, dan saya adalah Siitaa, cahaya bulan. Mungkinkah cahaya bulan berada di Ayodhyaa, jika bulannya berada di dalam hutan? Bulan dan cahayanya satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apa pun yang terjadi, saya menyertai Paduka ke hutan.” Dengan keberanian dan tekad seperti itu Siitaa siap menghadapi segala kesulitan agar dapat menyertai Raama. Engkau harus menerapkan ideal yang luhur seperti itu dalam hidupmu.

Apa yang terjadi dengan paayasam bagian Sumitraa yang disambar burung rajawali? ( Mangkuk berisi ) paayasam itu ditinggal di suatu gunung dan diminum oleh Anjanii Dewi. Akibatnya ia melahirkan Hanumaan. Inilah yang menyebab-kan persahabatan karib antara Hanumaan dengan keempat bersaudara: Raama, Lakshmana, Bharata, dan Shatrughna. Hanya sedikit sekali yang mengetahui hal ini.


Bakti Hanumaan yang Agung

Ketika Siitaa dan Raama kembali ke Ayodhyaa, rakyat bukan main senangnya. Pada waktu penobatan, Raama membagi-bagikan hadiah kepada semua yang telah mem-bantu Beliau dalam perang, kecuali Hanumaan. Ketika ditanya oleh Siitaa, Raama berkata bahwa Hanumaan tidak mempedulikan hadiah apa pun dan Beliau tidak mempunyai hadiah yang layak untuk dianugerahkan kepadanya. Kemudian Siitaa melepaskan kalung mutiaranya dan memberikannya kepada Hanumaan. Hanumaan menarik setiap butir mutiara, meletakkannya di antara giginya, membawanya ke dekat telinganya, dan kemudian dengan wajah kecewa, melemparkannya dengan perasaan muak. Karena heran melihat kelakuan Hanumaan, Siitaa berkata, “Hanumaan, ini kalung mutiara berharga yang dihadiahkan kepada saya oleh ayah saya, tetapi Anda membuang mutiara-mutiara itu tanpa menyadari nilainya. Tampaknya Anda belum membuang sifat monyet Anda.” Hanumaan menjawab, “Oh Ibu, saya memeriksa setiap butir mutiara untuk melihat apakah benda itu mengandung nama suci Sri Raama. Saya tidak menemukannya dalam semua mutiara itu. Tanpa nama Sri Raama, benda itu hanyalah batu dan kerikil. Karena itu, saya lemparkan benda itu ke tanah. Bahkan rambut saya sarat dengan nama Raama.” Sambil berkata begitu, dicabutnya sehelai bulu dari tangannya dan didekatkannya pada telinga Siitaa. Siitaa dapat mendengar nama Raama timbul dari bulu itu. Siitaa mulai memuji Hanumaan sebagai berikut.

“Andalah permata termulia di antara para kera yang menyelesaikan misi Sri Raama. Andalah pahlawan perkasa yang menemukan tempat Siitaa dan menghancurkan kota Langka.
( Puisi bahasa Telugu ).

Dapat dikatakan bahwa jika bukan karena Hanumaan, Raamaayana mungkin tidak ada. Ia adalah pengejawantahan bakti dan kepasrahan. Hanumaan hadir di mana pun nama Sri Raama dikidungkan. Nama dan wujud Sri Raama tidak berbeda. Hanumaan mengalami kemenunggalan ini. Itulah asas non-dualisme. Kausebut dirimu bakta Sri Raama dan kaubaca kitab suci Raamaayana berulang-ulang, tetapi ada-kah perubahan dalam pikiran dan perasaanmu? Sama sekali tidak. Ini bukan bakti sejati, tetapi hanya pameran bakti. Raama tidak menyukai kemegahan dan pamer. Beliau hanya mementingkan pelaksanaan. Kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui pelaksanaan. Berusahalah memahami asas Raama dengan benar.

Kemudian Bhagawan menyanyikan kidung suci, “Raama, Raama, Raama Siitaa …,” dan umat mengikuti bersama dengan sangat gembira.

Dalam kisah Raamaayana engkau harus memahami prinsip Siitaa. Sebelum pergi ke hutan, Raama membagi-bagikan harta Beliau kepada orang-orang miskin. Siitaa mengikuti teladan Raama dan membagikan pakaian serta perhiasannya. Demikianlah dengan meninggalkan keinginan duniawinya, ia dapat menyertai Raama. Akan tetapi, di hutan ia ingin memiliki kijang kencana dan akibatnya menjadi jauh dari Beliau. Dewasa ini manusia juga terbelenggu oleh keinginannya. Jika engkau membuang keinginanmu, engkau dapat mencapai Tuhan.

Na karmanaa na prajayaa dhanena tyaagenaikena amrtattva manashuh

Artinya,
‘Keabadian hanya dapat dicapai melalui pengorbanan, bukan dengan harta, keturunan, ataupun perbuatan baik’.

Engkau hanya dapat mencapai Raama melalui pengorbanan. Dari Raamaayana engkau harus mencamkan amanat pengorbanan. Engkau harus menyemayamkan asas Raama di dalam hatimu. Raama melaksanakan satya ‘kebenaran’ dan darma ‘kebajikan” sepanjang hidupnya. Engkau harus mengikuti kedua prinsip ini dengan teguh dalam hidupmu.

Setelah itu Bhagawan menyanyikan kidung suci, “Raama Kodanda Raama …” dan menasihati para bakta agar mengisi hati mereka dengan intisari kisah Raamaayana serta terus mengucapkan nama Raama sepanjang waktu untuk mencapai kebahagiaan abadi.

Bhagawan menyudahi wacana Beliau dengan kidung suci, “Prema Mudita Manase Kaho” ‘Dengan Hati Penuh Kasih’.

Dari wacana Bhagawan pada hari Sri Raama Navami, 12-4-2000, di Pendapa Sai Ramesh, Brindavan

Diterjemahkan : Dra. Retno Buntoro